Raman sedang meminum anggur di ruangannya, Raman sedang memikirkan Ruhi (anaknya) dan mulai marah, apalagi ketika Raman teringat pada Shagun (mantan istrinya) "Bagaimana bisa dia membuangku begitu saja" Raman teringat masa lalunya bersama Shagun, ketika dia mengajaknya untuk pergi bersamanya dalam sebuah perjalanan namun Shagun menolaknya dengan alasan tidak ingin meninggalkan bayinya sendirian di rumah, kemudian Shagun bertengkar dengan Raman, Shagun bilang kalau dia tidak bahagia hidup bersama Raman dan dia tidak ingin bersama dengannya lagi, semuanya sudah selesai ! Raman berusaha membujuk Shagun tapi Shagun malah mengatakan kalau dirinya mencintai laki laki lain,
Sementara itu pesta masih terus berlangsung Mihika (adik Ishita) sedang menghadapi kesempatan interview pekerjaannya dengan pamannya Amrita, Mihir memberikan kode pada Mihika "Apa yang Mihir lakukan disini 7' bathin Mihika dalam hati, sementara itu Rumi sedang ngobrol dengan temannya dan mengatakan kalau Mihika terlihat sangat hot malam ini "Aku pasti akan mendapatkannya'' ujar Rumi, kemudian Rumi bertemu dengan Mihika, Amrita juga ada disana "Waaah kamu hebat, Mihika ,„ rupanya kamu kenal dengan banyak orang" ujar Amrita "Dia ini tetanggaku" sela Rumi, kemudian Amrita meninggalkan mereka berdua dan pergi bersama temannya "Aku merasa iba atas apa yang terjadi dengan keluargamu, kenapa kamu menghukum aku untuk Raman, percayalah padaku, Mihika aku ini adalah temanmu, kenapa kamu memutuskan hubungan kita T kemudian Rumi berdansa bersama dengan Mihika sambil berkata dalam hati "Seharusnya Mihir tidak datang diantara kami" bathinnya dalam hati
Ashok sedang mengatakan hal hal yang menyakitkan yang menentang Raman, tepat pada saat itu Mihir datang kesana dan Ashok melihatnya dengan tatapannya yang tajam.
Sementara pada saat itu Ishita sedang merawat seekor anak anjing, Ishita teringat pada Ruhi sambil tersenyum "Apa yang sedang Ruhi lakukan saat ini ya ? Apakah aku harus menelfonnya ?" bathin Ishita dalam hati. saat itu Ruhi sedang bersama pelayannya dan tidak bisa tidur nyenyak, dari tadi Ruhi gelisah "Aku sangat rindu pada bibi Ishita, dia itu sangat baik dan sangat mencintai aku" ujar Ruhi gelisah "Apakah kamu ingin menelfonnya T saran pelayannya kemudian Ruhi menemukan nomer telfon Ishita dan segera menelfonnya, Ruhi sangat senang bisa mendengar suara Ishita, Ishita sangat kaget ketika Ruhi menelfonnya lalu mereka berdua tertawa bersama sama dengan sangat bahagia "Bagaimana kabarmu, sayang T. "Bibi Ishita, aku sangat merindukan kamu" Ishita terharu "Bibi juga sama, sayang lalu dimana ibumu T ujar Ishita "Ibu pergi ke pesta" Ishita tertegun "Lalu kamu di rumah sama siapa, sayang T, "Aku bersama Amma (pelayan Ruhi)" kemudian Ishita ngobrol dengan Amma dan memintanya untuk memberikan obat untuk Ruhi tepat waktu "Aku telah memberikan resepnya pada nyonya Shagun, kamu juga bisa menulisnya lagi" Amma langsung menulis resep yang diberikan oleh Ishita "Kalau begitu sekarang tidurkanlah dia, dia mungkin lelah" pinta Ishita, kemudian Ishita meminta Ruhi untuk menelfonnya kapanpun dia merindukannya, Ruhi merasa senang ketika Ishita mengajaknya ngobrol di telfon kemudian diapun tertidur "Dokter Ishita, Ruhi sudah tertidur" Ishita tersenyum senang "Selimuti tubuhnya dengan baik" ujar Ishita kemudian menutup telfonnya
Di tempat pesta, Mihir melihat Mihika sedang berdansa dengan temannya dan Rumi, Mihika ingin mengambil minuman dingin, Rumi segera menghentikannya sambil berkata "Aku akan mengambilkannya untuk kamu" ujar Rumi sambil tersenyum menatapnya dan menghampiri Mihika lalu dengan sengaja menjatuhkan minuman dingin itu pakaian Mihika "Aku akan ke toilet sebentar" ujar Mihika, saat itu Amrita juga ada disana kemudian Amrita memberikan kunci kamar pamannya dan menyuruh Mihika untuk pergi kesana dan mengganti bajunya, Mihika segera menuruti permintaan Amrita, Rumi mengikutinya dibelakang, Mihir yang melihat mereka tiba tiba di hentikan oleh seseorang "Maaf, aku harus pergi !" ujar Mihir sementara itu Rumi masih berada di belakang Mihika dan mengintipnya sedang membersihkan pakaiannya melalui lubang kunci pada pintu, Mihika mulai mencopot jaketnya, Rumi tersenyum menatapnya tepat pada saat itu Mihir menangkapnya dan menamparnya dengan keras "Apa yang kamu lakukan T ujar Rumi "Diam ! bentak Mihir, tak lama kemudian Mihika keluar dengan tatapan yang heran "Apa yang terjadi ?" tanya Mihika kaget "Ketika kamu sedang mengganti bajumu, dia mengintip kamu ganti pakaian" ujar Mihir "Bukan seperti itu !" bentak Rumi kemudian dia berbohong pada Mihika "Aku kesini karena dia itu sendirian" ujar Rumi "Rumi itu tidak berbohong, Mihir! Hentikan ! Dia ini selalu mendukung kita, dia itu mempunyai hati yang bersih yang kamu anggap hina, dan siapa kamu ini yang telah mengganggu kehidupanku T Mihika mengejek Mihir dan Raman "Pergilah ! Kamu itu egois!" Rumi tersenyum menang melihat pemandangan didepannya ini
Sesampainya di rumah, nyonya Bhalla sedang mengobati luka Rumi "Mungkin dia telah melakukan sesuatu, tanyalah padanya !" tanya tuan Bhalla geram "Ada apa ini ? Apa yang sedang terjadi T tanya Raman heran "Mihir telah menghajar aku, kak" Rumi kemudian menceritakan semua yang terjadi padanya, "Mihir memukulku karena Mihika" Raman segera menelfon Mihir dan menelfon rumahnya.
Sesampainya di rumah, nyonya Bhalla sedang mengobati luka Rumi "Mungkin dia telah melakukan sesuatu, tanyalah padanya !" tanya tuan Bhalla geram "Ada apa ini ? Apa yang sedang terjadi T tanya Raman heran "Mihir telah menghajar aku, kak" Rumi kemudian menceritakan semua yang terjadi padanya, "Mihir memukulku karena Mihika" Raman segera menelfon Mihir dan menelfon rumahnya.
Sementara itu Mihika menemui Ishita "Bagaimana pestamu, Mihika T tanya Ishita "Pestanya menyenangkan, kak ,„ meskipun Mihir juga ada disana" Ishita tertegun, Ishita juga menceritakan kalau Ruhi tadi menelfon dirinya "Dia itu sendirian dengan pelayannya", "Pantas saja Shagun bersama Ashok Khanna di pesta tadi" ujar Mihika kesal "Ashok itu orang yang murahan, kamu tahu apa yang dia katakan di pesta tadi ?"
Sementara pada saat itu Raman sedang marah pada Mihir, Mihir datang padanya dan berkata "Raman "Mihir! Kenapa kamu ini ? Bagaimana bisa kamu memukul adikku" Mihir kemudian menceritakan semuanya pada Raman tentang apa yang telah dperbuat oleh Rumi "Aku mencintai Mihika sampai hari ini, tidak masalah kalau kami tidak bersama sama, aku peduli dan sayang padanya, aku tidak bisa melihat seseorang melakukan perbuatan murahan seperti yang dilakukan oleh Rumi" Raman nampak geram kemudian pergi berlalu menemui Rumi, adiknya, Rumi mengatakan hal hal yang menentang Mihir, tanpa pikir panjang Raman segera menampar pipi Rumi dengan keras dan meminta ayahnya, tuan Bhalla untuk tidak ikut campur dalam permasalahan mereka berdua "Apakah kamu belajar untuk mengintip seorang gadis yang sedang berganti pakaian, baik Mihika atau orang lain, belajarlah untuk menghargai seorang perempuan, kamu adalah adikku, apakah kamu bisa belajar tentang hal ini dengan baik T kembali Raman menampar pipi Rumi dengan keras, Rumi langsung melirik ke arah Mihir dengan perasaaan marah, Mihir segera keluar dari rumah itu, sedangkan tuan Bhalla berkata pada istrinya "Lihat ! Apa yang aku katakan ! Rumi memang telah melakukan sesuatu !" ujar tuan Bhalla lantang
Keesokan harinya, Raman dan Ishita mengambil koran dan tagihan mereka, Raman segera membayar petugas tersebut, petugas itu melihat foto Raman dan Ishita di koran dan membaca koran itu, Raman sangat marah begitu mendengar ucapan si petugas, Ishita yang tidak tahu apa apa, hanya melihat saja ke arah mereka berdua
Sementara pada saat itu Raman sedang marah pada Mihir, Mihir datang padanya dan berkata "Raman "Mihir! Kenapa kamu ini ? Bagaimana bisa kamu memukul adikku" Mihir kemudian menceritakan semuanya pada Raman tentang apa yang telah dperbuat oleh Rumi "Aku mencintai Mihika sampai hari ini, tidak masalah kalau kami tidak bersama sama, aku peduli dan sayang padanya, aku tidak bisa melihat seseorang melakukan perbuatan murahan seperti yang dilakukan oleh Rumi" Raman nampak geram kemudian pergi berlalu menemui Rumi, adiknya, Rumi mengatakan hal hal yang menentang Mihir, tanpa pikir panjang Raman segera menampar pipi Rumi dengan keras dan meminta ayahnya, tuan Bhalla untuk tidak ikut campur dalam permasalahan mereka berdua "Apakah kamu belajar untuk mengintip seorang gadis yang sedang berganti pakaian, baik Mihika atau orang lain, belajarlah untuk menghargai seorang perempuan, kamu adalah adikku, apakah kamu bisa belajar tentang hal ini dengan baik T kembali Raman menampar pipi Rumi dengan keras, Rumi langsung melirik ke arah Mihir dengan perasaaan marah, Mihir segera keluar dari rumah itu, sedangkan tuan Bhalla berkata pada istrinya "Lihat ! Apa yang aku katakan ! Rumi memang telah melakukan sesuatu !" ujar tuan Bhalla lantang
Keesokan harinya, Raman dan Ishita mengambil koran dan tagihan mereka, Raman segera membayar petugas tersebut, petugas itu melihat foto Raman dan Ishita di koran dan membaca koran itu, Raman sangat marah begitu mendengar ucapan si petugas, Ishita yang tidak tahu apa apa, hanya melihat saja ke arah mereka berdua
Shaggun mencegah Ruhi bertemu dengan kakek dan neneknya, tuan dan nyonya Bhalla, tuan dan nyonya Bhalla melihat Ishita juga ada disana, mereka langsung mencerca Ishita "Ini semua karena kamu !" mereka menegur Ishita karena mengganggu masalah pribadi mereka, tepat pada saat itu Raman datang kesana dan memanggil ibu dan adiknya "Ibu, Rumi !" Ruhi melihat ayahnya dan memanggilnya "Papaaa" Shagun dan Ishita saling memandang satu sama lain "Ada apa ini ? Apa yang terjadi ?" tanya Raman heran "Lihat mereka ! Ishita ada disini bersama dengan Shagun" ujar nyonya Bhalla kesal "Aku bisa melihat, ibu ,,, hal ini tidak membuat aku terkejut lagi, kehidupanmu itu kosong itulah mengapa kamu melakukan hal ini, berlakulah dewasa !" Raman lalu mengajak ibu dan adiknya untuk pergi dari sana, Ruhi terus menerus memanggil ayahnya "Papaa ,„ papaaa, neneeeek ,,," teriak Ruhi sambil menangis, lagu Teri bechaini darad bantlenge hum pun mulai mengalun Raman menegur Rumi karena mendatangi rumah Shagun "Jangan menegur dia, Raman ! Ibu yang meminta dia untuk menemani ibu kesana, ibu tidak bisa hidup tanpa Ruhi, Raman !" ujar nyonya Bhalla sedih "Kita tidak bisa memaksa mereka meskipun kita menahan mereka, aku akan mendapatkan Ruhi kembali dengan cara yang legal" ujar Raman,
Sementara itu di rumah Shagun, Ichita mencoba menenangkan Ruhi dan memintanya untuk tidak menangis lagi "Apakah kamu lihat tadi bagaimana keluarganya Raman, mereka selalu saja menghancurkan impianku, mereka ingin memisahkan aku dari anakku, mereka tidak berfikir bagaimana diriku tanpa Ruhi Shagun memesan dua tiket ke London untuk dirinya sendiri dan Ashok, Ishita yang masih ada disana mendengar hal ini dan sedikit terkejut "Apa yang Shagun lakukan V bathin Ishita dalam hati "Apakah aku telah membuat sebuah kesalahan besar tanpa berfikir terlebih dahulu, di satu sisi ada Raman dan di sisi yang lain ada Shagun, tidak ada seorangpun yang berfikir tentang Ruhi" bathin Ishita dalam hati
Sementara itu sebuah ; perkumpulan masyarakat sedang mengadakan
sebuah pertemuan, tuan Bhalla dan Appa ada disana dan mereka sedang tertawa terbahak bahak, disana rupanya ada pemilihan yang sedang diselenggarakan di dalam perkumpulan masyarakat tersebut dan hanya para pemilik rumah yang bisa ikut ambil bagian, orang orang dalam perkumpulan itu mulai pada bergunjing tentang Ishita dan Raman "Cukup ! Cukup ! Jangan menghina siapapun tanpa mengetahui tentang keadaan yang sebenarnya tentang mereka, ini adalah kesalahan anakku, bukan mereka" ujar tuan Bhalla "Ishita telah menyelamatkan nyawa Ruhi, kalau tidak Ruhi akan mati" bentak tuan Bhalla pada semua orang, Appa segera bangun dan meninggalkan tempat itu
Sementara itu sebuah ; perkumpulan masyarakat sedang mengadakan
sebuah pertemuan, tuan Bhalla dan Appa ada disana dan mereka sedang tertawa terbahak bahak, disana rupanya ada pemilihan yang sedang diselenggarakan di dalam perkumpulan masyarakat tersebut dan hanya para pemilik rumah yang bisa ikut ambil bagian, orang orang dalam perkumpulan itu mulai pada bergunjing tentang Ishita dan Raman "Cukup ! Cukup ! Jangan menghina siapapun tanpa mengetahui tentang keadaan yang sebenarnya tentang mereka, ini adalah kesalahan anakku, bukan mereka" ujar tuan Bhalla "Ishita telah menyelamatkan nyawa Ruhi, kalau tidak Ruhi akan mati" bentak tuan Bhalla pada semua orang, Appa segera bangun dan meninggalkan tempat itu
Di rumah Ruhi, Ishita mengatakan pada Ruhi kalau dia harus pergi, Ruhi menolaknya sambil memeluknya erat "Aku akan datang kapanpun kamu memanggilku, sayang" Ishita meminta Ruhi untuk menjaga dirinya baik baik dan meminta pada pelayannya untuk membawa Ruhi bersamanya "Maaf, aku sudah sangat terlambat, aku akan datang lagi" ujar Ishita kemudian pergi dari sana
Mihir mengirimkan beberapa obat obatan untuk Mihika karena Mihika sedang batuk, Mihika membaca surat Mihir yang dia kirimkan bersama sebuah obat sirup herbal, Mihika tersenyum membacanya dan terkenang akan kenangan mereka yang terakhir bersama Mihir, mata Mihika berkaca kaca ketika teringat Mihir, sementara itu Ishita bertemu dengan Vandu dan Bala "Apakah aku telah melakukan kesalahan pada Ruhi ?" tanya Ishita, pada saat yang bersamaan Shravan datang untuk bertemu dengan Ishita namun pakaiannya basah, Vandu membantunya untuk mengganti bajunya, sedangkan Ishita masih terus memikirkan Ruhi dan berharap Ruhi baik baik saja sekarang.
Di rumah Shagun, Shagun dan Ashoka sedang bersama sama "Aku telah melengkapi berkas berkas untuk asrama, apakah kamu bahagia sekarang ?" tanya Shagun dengan gayanya yang manja "Aku bahagia sekarang", "Haruskah kita mulai menyiapkan semua persiapannya T Ashok tersenyum senang sambil mengangguk mengiyakan ucapan Shagun, pada malam harinya Ruhi merasa ketakutan dan berlari ketakutan "Aku takut, ada seseorang disana" pelayan Ruhi mengabarkan kalau Ruhi takut meihat sebuah boneka "Mama, aku mau tidur denganmu" Shagun bingung dan dilema "Ayo, Shagun nanti kita terlambat' ujar Ashok kemudian beralih memandang Ruhi "Ruhi, kamu harus tidur di sana, kamu akan tinggal di asrama, buatlah itu sebagai kebiasaan baru dan bersikaplah sebaik mungkin, sekarang pergilah !" Ruhi terkejut mendengar ucapan Ashoka "Kenapa kamu mau mengirimkan aku ke asrama ? Aku tidak ingin pergi kesana dimana tidak ada seorangpun yang aku kenal ! Aku tidak mau !" ujar Ruhi
Mihir mengirimkan beberapa obat obatan untuk Mihika karena Mihika sedang batuk, Mihika membaca surat Mihir yang dia kirimkan bersama sebuah obat sirup herbal, Mihika tersenyum membacanya dan terkenang akan kenangan mereka yang terakhir bersama Mihir, mata Mihika berkaca kaca ketika teringat Mihir, sementara itu Ishita bertemu dengan Vandu dan Bala "Apakah aku telah melakukan kesalahan pada Ruhi ?" tanya Ishita, pada saat yang bersamaan Shravan datang untuk bertemu dengan Ishita namun pakaiannya basah, Vandu membantunya untuk mengganti bajunya, sedangkan Ishita masih terus memikirkan Ruhi dan berharap Ruhi baik baik saja sekarang.
Di rumah Shagun, Shagun dan Ashoka sedang bersama sama "Aku telah melengkapi berkas berkas untuk asrama, apakah kamu bahagia sekarang ?" tanya Shagun dengan gayanya yang manja "Aku bahagia sekarang", "Haruskah kita mulai menyiapkan semua persiapannya T Ashok tersenyum senang sambil mengangguk mengiyakan ucapan Shagun, pada malam harinya Ruhi merasa ketakutan dan berlari ketakutan "Aku takut, ada seseorang disana" pelayan Ruhi mengabarkan kalau Ruhi takut meihat sebuah boneka "Mama, aku mau tidur denganmu" Shagun bingung dan dilema "Ayo, Shagun nanti kita terlambat' ujar Ashok kemudian beralih memandang Ruhi "Ruhi, kamu harus tidur di sana, kamu akan tinggal di asrama, buatlah itu sebagai kebiasaan baru dan bersikaplah sebaik mungkin, sekarang pergilah !" Ruhi terkejut mendengar ucapan Ashoka "Kenapa kamu mau mengirimkan aku ke asrama ? Aku tidak ingin pergi kesana dimana tidak ada seorangpun yang aku kenal ! Aku tidak mau !" ujar Ruhi
Di tempat Ishita, Shravan terlihat sangat imut dan menggemaskan, Ishita tersenyum memandangnya "Aku khawatir kalau Shagun itu tidak seperti kamu, aku fikir dia tidak melihat keperluan Ruhi, dia memang banyak bicara tentang Ruhi tapi dia tidak menghabiskan waktunya dengan Ruhi" ujar Ishita "Setiap ibu memang berbeda" sela Vandu ''Ruhi menangis sedih, dia tidak bahagia, dan alasannya adalah aku, Shagun itu sangat sibuk kehidupannya dan memiliki impian menikah dengan Ashok, dia sebenarnya tidak ingin menjadi seorang ibu" ujar Ishita lagi ''Kamu bilang bahkan Raman juga tidak mempunyai waktu untuk Ruhi" pada saat yang bersamaan saat itu Ashok dan Shagun pergi keluar rumah
Mihika bertemu dengan Rumi dan dia memberikan sebuah surat "Aku tidak bisa bicara denganmu, Raman memintaku untuk tidak bicara denganmu, Mihir adalah sahabatnya Raman, dia yang membuat Raman melawan aku, dia yang membuat Raman bertengkar denganku" namun Mihika malah mendukung Mihir, Rumi tidak suka melihat hal ini "Aku akan membuat kamu membenci Mihir dan kamu hanya akan menemukanku saja" bathin Rumi dalam hati
Keesokan harinya, Ama sedang berdoa, pelayan Ruhi rupanya mengajak Ruhi ke rumah Ishita, Ruhi menangis dan memeluk Ishita erat "Apa yang terjadi, sayang ?" tanya Ishita, Amma juga bertanya hal yang sama "Dia menangis terus sejak pagi" sela pelayan Ruhi "Aku tidak mau pergi ke asrama !", "Iyaa, kami tidak akan mengirimkan kamu kesana" ujar Ishita kemudian mengibur Ruhi agar tidak menangis lagi "Semalam, tuan Ashok mengatakan padanya sesuatu dan sejak itu dia tidak bisa tidur" ujar pelayan Ruhi, Ishita mencoba menenangkan Ruhi dan membuatnya tersenyum "Apakah nyonya Shagun tahu kalau Ruhi ke sini ?", "Nyonya Shagun masih tidur karena dia pulang terlambat dari pesta semalam" sela pelayan Ruhi "Jangan katakan pada siapapun kalau aku disini, tante" pinta Ruhi di sela sela isak tangisnya "Sayang, kamu tidak mengerti, tante minta maaf tapi tante harus mengatakannya pada ibumu" ujar Ishita
Mihika bertemu dengan Rumi dan dia memberikan sebuah surat "Aku tidak bisa bicara denganmu, Raman memintaku untuk tidak bicara denganmu, Mihir adalah sahabatnya Raman, dia yang membuat Raman melawan aku, dia yang membuat Raman bertengkar denganku" namun Mihika malah mendukung Mihir, Rumi tidak suka melihat hal ini "Aku akan membuat kamu membenci Mihir dan kamu hanya akan menemukanku saja" bathin Rumi dalam hati
Keesokan harinya, Ama sedang berdoa, pelayan Ruhi rupanya mengajak Ruhi ke rumah Ishita, Ruhi menangis dan memeluk Ishita erat "Apa yang terjadi, sayang ?" tanya Ishita, Amma juga bertanya hal yang sama "Dia menangis terus sejak pagi" sela pelayan Ruhi "Aku tidak mau pergi ke asrama !", "Iyaa, kami tidak akan mengirimkan kamu kesana" ujar Ishita kemudian mengibur Ruhi agar tidak menangis lagi "Semalam, tuan Ashok mengatakan padanya sesuatu dan sejak itu dia tidak bisa tidur" ujar pelayan Ruhi, Ishita mencoba menenangkan Ruhi dan membuatnya tersenyum "Apakah nyonya Shagun tahu kalau Ruhi ke sini ?", "Nyonya Shagun masih tidur karena dia pulang terlambat dari pesta semalam" sela pelayan Ruhi "Jangan katakan pada siapapun kalau aku disini, tante" pinta Ruhi di sela sela isak tangisnya "Sayang, kamu tidak mengerti, tante minta maaf tapi tante harus mengatakannya pada ibumu" ujar Ishita
Di rumah Raman, Raman sedang berbicara dengan Mihir tentang perjanjiannya di telfon "Tidak usah khawatir sama sekali" ujar Mihir, saat itu Raman bertelanjang dada, Ishita menemuinya untuk membicarakan soal Ruhi, Ishita melihatnya yang sedang bertelanjang dada dan langsung berbalik membelakangi Raman "Apa yang kamu lakukan di rumahku ?" bentak Raman "Apa yang kamu lakukan ?", "Kamu tidak mengetuk pintu \" bentak Raman "Aku sudah mengetuk pintu tadi, aku tidak tahu kalau kamu tidak mengenakan kaos, aku datang kesini untuk mengatakan padamu tentang Ruhi, Ruhi ada di rumahku" ujar Ishita "Bawa dia kesini !" bentak Raman lagi "Dia meminta padaku untuk tidak mengatakannya pada semua orang tapi aku mengabarkan pada Shagun juga" Raman kesal dengan ucapan Ishita "Kenapa kamu harus mengabarkan padanya ?", "Yaaa siapa tahu nanti dia akan mengirimkan orang tuaku ke penjara lagi, aku tidak ingin mengambil kesempatan itu lagi, tapi Ruhi sangat ketakutan, aku mohon jangan katakan hal ini pada keluargamu, aku akan mengajak Ruhi berbelanja untuk menenangkan dirinya" ujar Ishita "Aku akan datang dalam waktu lima menit !" ujar Raman.
Ruhi meminta Ishita untuk segera pergi dari sana cepat karena Ruhi yakin nanti ayahnya akan menegur mereka jika Raman melihat dirinya, Ruhi langsung sembunyi begitu melihat Raman, namun Raman tetap menghampiri Ruhi dan berkata "Ruhi, apa yang kamu lakukan disini ?", "Aku harus berbelanja untuk anak anjingku jadi aku mau mengajak Ruhi" bela Ishita "Ruhi, ayooo beri salam pada ayahmu" malu malu Ruhi keluar dari persembunyiannya dan menyapa ayahnya "Hai papa" Raman tersenyum dan bertanya "Jadi kemana kita akan pergi ?", "Aku akan pergi ke mall bareng Ruhi", "Kalau begitu aku ikut dengan kalian" Ishita terkejut "Kami pergi sendirian, hanya berdua", "Aku ini adalah ayahnya, aku akan belanja bersamanya, tapi aku mempunyai pekerjaan yang penting juga jadi ayooo cepatlah kita pergi belanja sekarang" Ishita merasa jengah dengan ulah Raman "Tidak ada yang memintamu untuk ikut !" ujar Ishita kesal.
Tak lama kemudian,
Raman duduk di dalam mobilnya sendiri,
sedangkan Ishita dan Ruhi di mobil Ishita sendiri, ternyata mesin mobil Raman tidak bisa menyala,
Ishita langsung membukan pintu mobilnya dan memberikan kode ke Raman untuk ikut bersamanya di dalam mobil Ishita, Raman pasrah dan masuk ke dalam mobil Ishita, lagu dil kahin rukta nahi pun mengalun ....
"Oke ! Sekarang ayo kita berangkat !" ujar Raman penuh semangat "Gunakan sabuk pengamanmu !" Raman pun menuruti perintah Ishita dengan mengenakan sabuk pengamannya, dibelakang Ruhi tertawa senang melihat ulah ayah dan tante tetangganya ini, lagu Ye Hai Mohabbatein pun terdengar,,,
Tak lama kemudian,
Raman duduk di dalam mobilnya sendiri,
sedangkan Ishita dan Ruhi di mobil Ishita sendiri, ternyata mesin mobil Raman tidak bisa menyala,
Ishita langsung membukan pintu mobilnya dan memberikan kode ke Raman untuk ikut bersamanya di dalam mobil Ishita, Raman pasrah dan masuk ke dalam mobil Ishita, lagu dil kahin rukta nahi pun mengalun ....
"Oke ! Sekarang ayo kita berangkat !" ujar Raman penuh semangat "Gunakan sabuk pengamanmu !" Raman pun menuruti perintah Ishita dengan mengenakan sabuk pengamannya, dibelakang Ruhi tertawa senang melihat ulah ayah dan tante tetangganya ini, lagu Ye Hai Mohabbatein pun terdengar,,,
Ishita mulai melajukan mobilnya "Ruhi, apakah kamu senang, sayang V Ruhi mengangguk dan berkata "Iya, tante !" sementara pada saat itu Raman sedang ngobrol dengan Mihir via telfon "Mihir, aku tidak bisa datang ke pertemuan dengan para investor", uAda pekerjaan penting apa yang kamu lakukan saat ini, Raman ?" suara Mihir terdengar menggelegar di ujung sana, membuat Raman sedikit kesal "Baik, baiklah, Raman aku akan mengurus sem uanya disini" uj a r M i h i r
Ishita sangat senang begitu mengetahui kalau Raman akan memberikan waktunya untuk Ruhi sepenuhnya kali ini, namun tiba tiba mobil Ishita mogok dan dia meminta Raman untuk mendorongnya, Raman pun turun dan mulai mendorongnya, Raman melepas jasnya dan terus mendorongnya, tiba tiba ponsel Raman berdering, rupanya Mihir yang menelfon, mereka ngobrol soal pekerjaan, Ishita pun turun dan mulai mendorong mobilnya "Sini biar aku yang
mendorong saja, sementara kamu duduk saja di dalam mobil !", "Diam kamu !" Mihir dan Ishita sama sama tertegun dengan ucapan Raman yang tiba tiba marah "Raman, dimana kamu ?"tanya Mihir si sebrang sana namun Raman langsung mengakhiri telfonnya,
sementara Ishita masih terus mendorong mobilnya, semua orang tertawa melihat ulah mereka berdua, dimana seorang perempuan sedang mendorong mobil, sedangkan prianya malah duduk di dalam mobil, karena tidak tahan melihat banyak orang yang
mentertawakan mereka, Raman keluar dari mobil dan ikut
mendorong mobil Ishita "Kita akan mendorongnya bersama sama" lagu kabhi kam na hogi ye chahatein pun mulai terdengar
Ishita sangat senang begitu mengetahui kalau Raman akan memberikan waktunya untuk Ruhi sepenuhnya kali ini, namun tiba tiba mobil Ishita mogok dan dia meminta Raman untuk mendorongnya, Raman pun turun dan mulai mendorongnya, Raman melepas jasnya dan terus mendorongnya, tiba tiba ponsel Raman berdering, rupanya Mihir yang menelfon, mereka ngobrol soal pekerjaan, Ishita pun turun dan mulai mendorong mobilnya "Sini biar aku yang
mendorong saja, sementara kamu duduk saja di dalam mobil !", "Diam kamu !" Mihir dan Ishita sama sama tertegun dengan ucapan Raman yang tiba tiba marah "Raman, dimana kamu ?"tanya Mihir si sebrang sana namun Raman langsung mengakhiri telfonnya,
sementara Ishita masih terus mendorong mobilnya, semua orang tertawa melihat ulah mereka berdua, dimana seorang perempuan sedang mendorong mobil, sedangkan prianya malah duduk di dalam mobil, karena tidak tahan melihat banyak orang yang
mentertawakan mereka, Raman keluar dari mobil dan ikut
mendorong mobil Ishita "Kita akan mendorongnya bersama sama" lagu kabhi kam na hogi ye chahatein pun mulai terdengar
Akhirnya mesin mobil Ishita menyala, mereka segera memasuki mobil dan melesat menuju ke mall. Sesampainya di mall, Ruhi sangat senang dan berlari larian disana, Ishita mencoba mengejarnya, sementara Raman kembali sibuk ngobrol di telfon dengan Mihir, kemudian mereka belanja bersama sama untuk Ruhi, Ishita melihat sebuah baju yang cantik untuk Ruhi, sedangkan Raman juga memilih beberapa baju tapi semuanya kebesaran untuk Ruhi, Ruhi tertawa terbahak bahak sambil berkata "Papa, kamu tidak tahu segalanya" Ishita tersenyum "Seharusnya kamu menghabiskan waktumu bersama dirinya agar kamu bisa mengetahui bagaimana anakmu" Raman geram mendengar ucapan Ishita "Sudahlah, tidak usah memberikan aku ceramah lagi dan ceramah lagi" ujar Raman kesal, kemudian mereka memilihkan sendal untuk Ruhi, Raman memilihkan sendal yang untuk anak laki laki, Ruhi kembali tertawa melihat ulah ayahnya, Ishita tersenyum melihat semua ini, kemudian mereka mulai membayar "Aku akan membayar semuanya" ujar Raman, Ishita mengejek Raman "Sampai ibunya datang, kamu bisa saja mengejar aku tapi kamu tidak bisa mengganggu mereka" Raman menyetujui ucapan Ishita,
Kemudian Ishita mencoba mencari cari dompetnya namun tidak di temukan, Ishita menelfon adiknya Mihika dan memintanya untuk mengecek dompetnya namun Mihika tidak mendengar ponselnya yang berbunyi, setelah Mihika menyadari ada telfon dari kakaknya, Ishita menyuruhnya untuk mengecek di dalam rumah "Baiklah, kak r// aku kan mengeceknya nanti aku katakan padamu", "Kalau sudah ketemu, kamu ke mall ya !" pinta Ishita "Baiklah, aku akan mengeceknya dan kesana" ujar Mihika, Ishita segera menuju ke mobilnya dan hendak mengecek dompetnya disana, tiba tiba seorang penjaga menghentikan langkahnya "Maaf, nona ,,, kami harus mengecek tasmu" Ishita bingung "Aku tidak punya apa apa" penjaga itu segera mengecek tas Ishita dan menemukan sebuah benda didalamnya dan berkata "Ini apa ? ini mahal !" Ishita terkejut "Aku tidak tahu apa apa soal ini ? Aku akan mengambil dompetku" tak lama kemudian manager mall menghampiri mereka dan Ishita mencoba untuk menjelaskan padanya "Mari, nona ,,, lebih baik kita ke kantor saja" Raman yang melihatnya merasa bingung "Ada apa ini ? Ada masalah apa ?", "Dia mengambil beberapa barang jadi aku mengejarnya, dia berharap bisa membeli benda benda itu" Ishita benar benar tidak percaya, Raman kemudian memberikan kartu kreditnya pada manager itu, manager itu menyuruh Raman untuk mengatasi masalah Ishita,
Tak lama kemudian Mihika menelfon Ishita "Kak, aku menemukan dompetmu di dalam kamar" Ishita merasa lega "Tolong, bawa kesini segera karena aku harus mengembalikan uang Raman" ujar Ishita, pada saat yang bersamaan Mihir datang ke mall bersama dengan tuan Tandon, kliennya bersama sama keluarganya. Mereka sangat senang melihat mall, Raman melihat Mihir bersama kliennya, mereka juga melihat Raman "Kenapa Mihir membawa mereka kesini ?" bathin Raman dalam hati, mereka akhirnya bertemu dengan Raman dan saling ngobrol satu sama lain. Tuan Rajeev Tandon mengenalkan istrinya yang bernama Shweta dan anak anak mereka pada Raman dan Ishita, mereka mengira kalau Ishita adalah istri Raman, Raman dan Ishita terkejut mendengarnya namun Raman meminta pada Ishita agar membiarkan saja apa yang mereka pikirkan tentang mereka karena mereka adalah klien yang sangat penting "Jadi aku mohon, jangan katakan apapun di depan mereka" pinta Raman "Maksudmu ? Jadi aku harus berbohong didepan mereka ?" Raman mengangguk "Iyya, karena mereka akan pulang besok" Ishita sebenarnya tidak suka dengan permintaan Raman namun Raman memintanya dengan mengiba "Aku mohon padamu, Ishita" akhirnya Raman mengenalkan Ishita dan Ruhi pada mereka, Ruhi langsung akrab dengan anak anak tuan Rajeev dan mereka bermain bersama sama, Ishita juga ngobrol dengan Shweta "Apakah kamu bisa menolong aku untuk membeli pakaian khas India ?" pinta Shweta "Ooh tentu saja ! Aku akan mengantarmu" ujar Ishita, kemudian Raman meminta Mihir untuk mengurusi anak anak, Shweta sangat senang melihat anak anaknya akrab sekali dengan Ruhi "Ladies ! Tidak usah khawatir soal anak anak, aku akan menghabiskan hariku bersama sama mereka" ujar Mihir sambil tersenyum senang, akhirnya Shweta pergi bersama Ishita, lagu kabhi kam na hogi ye chahatein kembali mengalun ,,,
Di mall, Raman membantu Ishita membawakan barang barangnya, Mihika datang ke mall dan menemui Ishita kemudian memberikan dompetnya, Mihika kaget ketika melihat Raman juga ada disana, Mihir juga melihat Mihika dan bertanya tanya untuk apa Mihika ada di mall "Gawat ! Kalau Mihika mengatakan sesuatu maka akan ada sebuah masalah besar nanti !" bathin Mihir dalam hati
Ketika mereka berada di luar mall, di halaman mall,
Mihika nampak bingung ketika melihat Raman dan Ishita bersama sama, sebelum Mihika bicara macam macam, Ishita segera mengenalkan klien Raman pada adik sepupunya itu, kemudian mereka makan siang bersama sama, klien Raman memesan makanan untuk semua orang tapi Ishita memesan makanan special yang tanpa minyak untuk Ruhi, klien Raman memuji Raman dan Ishita "Tuan Raman ini sangat peduli pada keluarga meskipun melakukan banyak pekerjaan, bahkan masih sempat meluangkan waktunya untuk keluar bersama keluarganya" puji klien Raman, Ishita juga menambahkan pujian itu dan berkata "Hari ini saja, Raman bangun lebih dulu sebelum yang lain bangun, dia sangat tahu setiap hal sekecil mungkin tentang Ruhi dan ketika mau menuju ke sini tadi, dia mendorong mobil kami yang mogok sendirian" ujar Ishita sambil sesekali melirik ke arah Raman, sementara Raman merasa malu dan menyembunyikan wajahnya, sedangkan Mihika benar benar bingung dengan semua sandiwara ini, apalagi ketika klien Raman memanggil Ishita dengan sebutan nyonya Bhalla, Mihika benar benar terkejut "Ada apa nona ? Apa yang terjadi ?" rupanya klien Raman melihat raut muka kaget di wajah Mihika "Tidak, tidak apa apa, makanannya sangat enak, tuan „, hmmm yummmy" ujar Mihika, Shweta juga memuji Raman didepan suaminya kalau Raman itu pria pecinta keluarga,
Mihika nampak bingung ketika melihat Raman dan Ishita bersama sama, sebelum Mihika bicara macam macam, Ishita segera mengenalkan klien Raman pada adik sepupunya itu, kemudian mereka makan siang bersama sama, klien Raman memesan makanan untuk semua orang tapi Ishita memesan makanan special yang tanpa minyak untuk Ruhi, klien Raman memuji Raman dan Ishita "Tuan Raman ini sangat peduli pada keluarga meskipun melakukan banyak pekerjaan, bahkan masih sempat meluangkan waktunya untuk keluar bersama keluarganya" puji klien Raman, Ishita juga menambahkan pujian itu dan berkata "Hari ini saja, Raman bangun lebih dulu sebelum yang lain bangun, dia sangat tahu setiap hal sekecil mungkin tentang Ruhi dan ketika mau menuju ke sini tadi, dia mendorong mobil kami yang mogok sendirian" ujar Ishita sambil sesekali melirik ke arah Raman, sementara Raman merasa malu dan menyembunyikan wajahnya, sedangkan Mihika benar benar bingung dengan semua sandiwara ini, apalagi ketika klien Raman memanggil Ishita dengan sebutan nyonya Bhalla, Mihika benar benar terkejut "Ada apa nona ? Apa yang terjadi ?" rupanya klien Raman melihat raut muka kaget di wajah Mihika "Tidak, tidak apa apa, makanannya sangat enak, tuan „, hmmm yummmy" ujar Mihika, Shweta juga memuji Raman didepan suaminya kalau Raman itu pria pecinta keluarga,
Ishita segera mendekat ke arah Raman dan berbisik padanya "Sepertinya mereka tidak terlihat seperti hendak menginterogasi ?", "Tidak usah membahas tentang hal itu, Ishita" ujar Raman cemas "Itu harus, Raman ,,, tapi aku tidak ingin membicarakannya" bisik Ishita, Shweta bertanya pada Mihika apakah dia sudah menikah atau belum, Ishita yang menjawab semua pertanyaan Shweta, Shweta juga bertanya pada Ishita, apakah mereka saling mencintai ketika menikah antara Raman dan dirinya, kali ini Mihika yang menjawab semua pertanyaan Shweta, kemudian Shweta mengatakan pada Mihika kalau ada beberapa laki laki Punjabi yang baik di London "Aku tidak suka dengan pria Punjabi, nyonya Shweta ,,, karena aku yakin kalau aku akan menemukan pria Tamilian yang baik dan lucu untuk diriku sendiri" ujar Mihika, saat itu Raman dan Mihir sudah mulai bosan dengan pembicaraan mereka "Sepertinya Mihika mempunyai masa lalu yang buruk" ujar Shweta "Tidak ada yang buruk, nyonya Shweta ,,, itu hanya soal lingkungan saja, baik itu baik atau buruk" Mihir setuju dengan ucapan Raman
Setelah selesai makan siang, Mihir memberikan mobilnya ke klien Raman untuk jalan jalan, sepeninggal mereka, Mihir bertanya tentang mobil Raman, Raman langsung menunjuk mobil Ishita, akhirnya mereka berlima masuk ke dalam mobil tersebut, ketika di dalam mobil, Mihika sangat marah pada Raman dan Mihir karena mereka telah menghina keluarga Ishita, kapanpun mereka inginkan, kemudian mereka menggunakannya kapanpun yang mereka mau "Mihika, aku mohon ,,, jangan katakan apapun kalau kamu tidak mengetahui segalanya" Mihir mencoba menjelaskan pada Mihika namun Mihika tidak bisa diam, dia terus nyerocos menyalahkan Mihir dan Raman "Ishita, bisakah kamu menghentikan mobilmu ini ?" pinta Mihir dengan sopan, rupanya Mihir hendak mengambil mobilnya, Ishita memintanya untuk bersama mereka, namun Mihir tidak mau karena sudah jengah dengan ucapan Mihika
Setelah selesai makan siang, Mihir memberikan mobilnya ke klien Raman untuk jalan jalan, sepeninggal mereka, Mihir bertanya tentang mobil Raman, Raman langsung menunjuk mobil Ishita, akhirnya mereka berlima masuk ke dalam mobil tersebut, ketika di dalam mobil, Mihika sangat marah pada Raman dan Mihir karena mereka telah menghina keluarga Ishita, kapanpun mereka inginkan, kemudian mereka menggunakannya kapanpun yang mereka mau "Mihika, aku mohon ,,, jangan katakan apapun kalau kamu tidak mengetahui segalanya" Mihir mencoba menjelaskan pada Mihika namun Mihika tidak bisa diam, dia terus nyerocos menyalahkan Mihir dan Raman "Ishita, bisakah kamu menghentikan mobilmu ini ?" pinta Mihir dengan sopan, rupanya Mihir hendak mengambil mobilnya, Ishita memintanya untuk bersama mereka, namun Mihir tidak mau karena sudah jengah dengan ucapan Mihika
Shagun segera ngobrol dengan Ishita, Shagun meminta maaf pada Ishita karena telah memberikan banyak permasalahan padanya "Tidak apa apa dan ini juga bukan salah Amma (pelayan Ruhi) karena saat itu Ruhi terus menerus menangis" ujar Ishita "Apakah kamu pulang terlambat dari pesta semalam, sehingga tidak bisa bangun ketika Ruhi menangis ?" Shagun salah tingkah kemudian berbohong pada Ishita "Aku sedang tidak enak badan hari ini dan Ashok memberikan aku pil tidur semalam, jadi aku tidak bisa bangun ?" tepat pada saat itu Ruhi menghampiri mereka dengan senyum manis di bibirnya namun senyum itu segera menghilang begitu dilihat Shagun ada disana, Ruhi langsung berbalik masuk ke dalam, melihat ulah anaknya yang seperti itu Shagun pun bersandiwara dengan pura pura menangis dan meminta saran dari Ishita "Apa yang harus aku lakukan agar Ruhi bisa dekat denganku ? Aku ini kan baru saja menjadi seorang ibu baginya" ujar Shagun sambil menangis "Jika Ruhi kembali pada Raman maka mereka akan mengatakan padanya untuk menjauhiku, sementara aku tidak bisa hidup tanpa Ruhi" Ishita meminta Shagun untuk tenang dan sabar, kemudian Ishita berbalik dan berjalan ke dalam menemui Ruhi untuk berbicara dengannya,
Sementara itu di dalam kamar, Ruhi sedang menangis, Ishita merasa iba padanya karena anak sekecil itu harus menderita kasus persidangan perceraian antara Raman dan Shagun, bagaimanapun juga Shagun adalah ibunya Ruhi dan sidang juga menginginkan Ruhi tinggal bersama Shagun, jadi Ishita harus bisa menjelaskan hal ini pada Ruhi, Ishita menghampiri Ruhi dan duduk di sebelahnya "Tante Ishita, aku tidak mau pergi dengan mama !" Ruhi langsung merajuk "Ruhi, mamamu sangat merindukanmu", "Ruhi juga sangat merindukan nenek, papa, tante Ishita dan Muthu" Ishita tersenyum "Kami semua juga sangat merindukan kamu, sayang ,,, tapi kamu tahu kan kalau mamamu mencari cari kamu selama ini", "Kenapa aku harus pergi, tante ?" tanya Ruhi polos "Karena semua anak anak tinggal dengan ibunya di rumah mereka, sayang", "Itu bukan rumahku, tante" Ruhi masih terus merajuk "Rumah mama itu artinya rumah Ruhi juga, Ruhi bisa menelfon tante kapan saja kalau Ruhi ingin bertemu dengan tante dan tante pasti akan datang dan kita juga bisa ngobrol di telfon setiap hari seperti biasa, bagaimana 1" Ruhi menatap Ishita dengan tatapan yang polos "Aku sayang sekali sama tante", "Tante juga sangat sayang sama Ruhi" balas Ishita sambil memeluknya erat Akhirnya Ishita berhasil membujuk Ruhi untuk kembali ke Shagun, Ishita menggandeng Ruhi keluar dari kamar dan berkata "Mulai sekarang Ruhi jangan suka menangis lagi yaa ,,, dan tunjukkan pada mama apa yang kita beli hari ini" Ruhi mengangguk mengiyakan ucapan Ishita,
Pada saat yang bersamaan Mihika datang dan sangat terkejut ketika melihat Ruhi akan pergi "Tante Ishita, aku pasti akan kangen sekali sama, tante" Ishita segera memeluknya dan berkata "Tante juga akan sangat kangen sama Ruhi, kita tidak boleh mengucapkan selamat tinggal sambil menangis, kita akan mengucapkan selamat tinggal dengan perasaan bahagia ya" Ruhi mengangguk kemudian Shagun menggandeng tangan Ruhi namun Ruhi tidak mau melepaskan tangan Ishita, keduanya saling memandang satu sama lain lama kelamaan Ruhi melepaskan tangan Ishita dengan tatapan sedih kemudian Shagun meninggalkan rumah Ishita bersama Ruhi, sepeninggal mereka, Mihika langsung bertanya pada Ishita "Kak, kenapa kamu biarkan Ruhi pergi dengannya ?", "Bagaimanapun juga Shagun adalah ibunya Ruhi" ujar Ishita "Tapi kamu tahu kan, kak ... dalam kasus ini situasinya berbeda" ujar Mihika heran "Aku tidak tahu apa apa, Mihika" ujar Ishita yang sebenarnya juga sangat menderita dan sedih, Ishita tidak bisa melakukan apa apa karena dia tidak punya hak atas Ruhi.
Di rumah tuan Bhalla, saat itu tuan Bhalla menawarkan minuman pada istrinya, nyonya Bhalla "Sekarang aku tidak bisa berharap bisa memilikinya lagi, suamiku" tuan Bhalla mencoba untuk menghibur nyonya Bhalla "Besok, kita akan merayakan Lohri", "Untuk apa kita merayakan festival Lohri, sementara aku masih menangis memikirkan Ruhi" nyonya Bhalla sangat merindukan Ruhi, dia berharap Ruhi bisa kembali suatu saat nanti "Aku berharap aku bisa mendapatkan sebuah harapan baru di perayaan Lohri kali ini" ujar nyonya Bhalla Keesokan harinya, Amma memanggil Mihika dan Ishita untuk merayakan Pongal, mereka memiliki ritual khusus di rumah mereka. sementara beberapa orang mulai memainkan musik, yang lainnya menikmati pesta "Aku sangat merindukan Soumya" ujar Amma, saat itu Appa kedatangan banyak tamu di rumah mereka, Vanda, Bala dan Shravan juga datang ke sana dan mengucapkan Happy Pongal. Ishita memeluk Shravan erat, Ishita sangat senang bisa bertemu dengan Shravan "Waaah Amma, dekorasinya bagus banget, happy Pongal, Appa" Appa sangat senang bisa bertemu dengan Vandu, sementara itu Ishita mendapat telfon dari Ruhi, Ruhi mengucapkan Happy Pongal Terima kasih, sayang ,„ Happy Lohri juga buat kamu" ujar Ishita tulus "Mamaku tidak mengatakan demikian padaku" ujar Ruhi dari sebrang sana "Yaa mungkin dia ingin memberikan kejutan buat kamu" ujar Ishita, setelah Ishita menutup telfonnya, tepat pada saat itu Amma bertanya padanya "Apakah itu Ruhi yang menelfon T Ishita mengangguk "Ibu akan meminta padanya untuk tidak menelfon kamu lagi, karena kamu selalu terganggu kalau sudah ngobrol dengan dia, jangan kecewa, sayang Ruhi saat ini bersama ibunya, aku juga ibumu, ini memang hak ibu untuk melihat kamu bahagia, ayooo tersenyumlah" Ishita tersenyum manis sambil memeluk ibunya erat
Di rumah Raman, Simi mendapat telfon dari paman Sodhi "Aku akan memberitahu ayah kalau dia pulang nanti" Simmi melihat ibunya sedang kecewa "Semua orang menelfon kita, hal ini membuat mood ibu jadi membaik" ujar Simmi yang saat itu melihat Raman yang hendak pergi "Raman, pulanglah cepat, hari ini perayaan festival Pongal", "Aku tidak peduli, aku akan pergi ke kantor!" ujar Raman lugas dan segera berlalu dari sana, sepeninggal Raman, nyonya Bhalla kembali merasa sedih "Bagaimana kita bisa merayakan Lohri tanpa Ruhi T tuan Bhalla yang melihat kesedihan di wajah istrinya, berkata pada Rumi "Rumi, nampaknya ibumu kecewa karena Ruhi tidak ada", "Ibu sedikit depresi, ayah" ujar Rumi "Aku tidak tega melihat kalau dia depresi seperti itu, aku akan pergi dan mengatur semuanya, ini terlalu berlebihan, meskipun aku juga merindukan Ruhi tapi kita akan membuat ibumu bahagia" ujar tuan Bhalla
Di rumah Raman, Simi mendapat telfon dari paman Sodhi "Aku akan memberitahu ayah kalau dia pulang nanti" Simmi melihat ibunya sedang kecewa "Semua orang menelfon kita, hal ini membuat mood ibu jadi membaik" ujar Simmi yang saat itu melihat Raman yang hendak pergi "Raman, pulanglah cepat, hari ini perayaan festival Pongal", "Aku tidak peduli, aku akan pergi ke kantor!" ujar Raman lugas dan segera berlalu dari sana, sepeninggal Raman, nyonya Bhalla kembali merasa sedih "Bagaimana kita bisa merayakan Lohri tanpa Ruhi T tuan Bhalla yang melihat kesedihan di wajah istrinya, berkata pada Rumi "Rumi, nampaknya ibumu kecewa karena Ruhi tidak ada", "Ibu sedikit depresi, ayah" ujar Rumi "Aku tidak tega melihat kalau dia depresi seperti itu, aku akan pergi dan mengatur semuanya, ini terlalu berlebihan, meskipun aku juga merindukan Ruhi tapi kita akan membuat ibumu bahagia" ujar tuan Bhalla
Di rumah Ishita, Amma dan Appa saat itu sedang ngobrol berdua "Akhirnya setelah beberapa hari, hari ini aku bisa melihat Ishita tersenyum" Appa mengangguk menyetuji pendapat istrinya, sementara itu di rumah tuan dan nyonya Bhalla, saat itu tuan Bhalla dan Rumi sedang menyiapkan perayaan Lohri, sedangkan Amma menyuruh Mihika untuk mengambil prasad dan memberikannya pada Appa agar di makankan pada sapi mereka, ketika di luar rumah, Mihika bertemu Rumi, mereka berdua saling mengucapkan Happy Pongal dan Happy Lohri, kemudian mereka ngobrol satu sama lain, Rumi rupanya mengata ngatai Mihir di depan Mihika terutama ketika Raman menamparnya pertama kali "Aku tidak peduli dengan Mihir Rumi tersenyum senang begitu mendengar ucapan Mihika, kemudian Mihikan memberikan prasad pada Appa, tuan Bhalla mengucapkan Happy Pongal "Saat ini nyonya Balia sangat merindukan Ruhi" ujar tuan Bhalla "Jangan khawatir, semuanya akan baik baik saja. Happy Lohri" ujar Appa, kemudian Appa membantu tuan Bhalla mempersiapkan segelanya, tepat pada saat itu Appa bertemu dengan tuan Singh "Waah, luar biasa kalian merayakan Lohri juga rupanya" ujar tuan Singh "Saya ini setengah Punjabi, tuan Singh" ujar Appa yang kemudian memberitahukan pada tuan Bhalla kalau Ishita sekarang sudah mau tersenyum setelah sekian lama "Aku yakin nyonya Bhalla juga akan baik baik saja" hibur Appa
Sementara pada saat itu Raman dan Mihir sedang menandatangani perjanjian dengan Rajeev "Hari ini adalah hari yang besar, kita harus merayakannya, aku sangat ingin melihat Lohri" ujar Rajeev 'Tuan Bhalla saat ini sedang merayakannya" sela Mihir "Bagus kalau begitu ! Aku akan datang ke rumah kamu, maka dengan begitu Shweta, istriku bisa bertemu dengan istrimu, Ishita, anak anakku belum pernah melihat Lohri yang khas orang orang India" Raman dan Mihir terkejut "Ooh itu tidak tidak begitu besar, sebuah perayaan kecil di kompleks kami, sangat biasa sekali" ujar Raman cemas "Kamu memiliki keluargamu, itu sangat menyenangkan, aku baru terbang n anti malam, jadi aku akan pergi ke hotel dulu dan menjemput istri dan anak anakku kemudian datang ke rumah kamu" ujar Rajeev kemudian bergegas meninggalkan mereka, sepeninggal Rajeev, Mihir sangat ketakutan melihat ekspresi muka Raman yang mulai marah "Aku minta maaf, Raman", "Aku seharusnya tidak melakukan kesalahan, kamu seharusnya berfikir dahulu sebelum berkata apa apa !" ujar Raman kesal
Sementara pada saat itu Raman dan Mihir sedang menandatangani perjanjian dengan Rajeev "Hari ini adalah hari yang besar, kita harus merayakannya, aku sangat ingin melihat Lohri" ujar Rajeev 'Tuan Bhalla saat ini sedang merayakannya" sela Mihir "Bagus kalau begitu ! Aku akan datang ke rumah kamu, maka dengan begitu Shweta, istriku bisa bertemu dengan istrimu, Ishita, anak anakku belum pernah melihat Lohri yang khas orang orang India" Raman dan Mihir terkejut "Ooh itu tidak tidak begitu besar, sebuah perayaan kecil di kompleks kami, sangat biasa sekali" ujar Raman cemas "Kamu memiliki keluargamu, itu sangat menyenangkan, aku baru terbang n anti malam, jadi aku akan pergi ke hotel dulu dan menjemput istri dan anak anakku kemudian datang ke rumah kamu" ujar Rajeev kemudian bergegas meninggalkan mereka, sepeninggal Rajeev, Mihir sangat ketakutan melihat ekspresi muka Raman yang mulai marah "Aku minta maaf, Raman", "Aku seharusnya tidak melakukan kesalahan, kamu seharusnya berfikir dahulu sebelum berkata apa apa !" ujar Raman kesal
Di rumah Shagun, saat itu Ruhi sedang menangis "Apa yang terjadi, sayang T ujar Shagun, kemudian Shagun menunjukkan padanya sebuah mainan baru dan bertanya pada Ruhi, apakah Ruhi mau bermain mainannya atau menonton film kartun, Ruhi menggeleng tidak mau melakukan itu semua "Nyonya, Ruhi sedang sakit gigi" sela pelayan Shagun "Ooo, kalau begitu mama akan tanya sama om Ashok tentang dokter gigi langganannya" ujar Shagun 'Tante Ishita itu dokter gigi! Papa membawa aku kesana dulu" timpal Ruhi "Baiklah, mama akan menelfon tante Ishita" ujar Shagun. pada saat yang bersamaan di rumah Ishita, Amma sedang ngobrol dengan Vandu dan mengabarkan padanya kalau Appa ikutan pemilu untuk pembangunan pos sekretaris, sementara tuan Bhalla berupaya membantu Appa, sedangkan Ishita menerima telfon dari Shagun "Ishita, Ruhi sedang sakit gigi" suara Shagun terdengar di ujung sana "Baiklah, aku akan pergi ke klinikku, kalian berdua juga kesana saja" ujar Ishita kemudian setelah menutup telfonnya, Ishita mengabarkan pada ibunya kalau Ruhi sedang sakit gigi, jadi dirinya harus segera pergi ke kliniknya.
Pada saat yang bersamaan, Shagun membawa Ruhi ke klinik Ishita, sesampainya disana, Ruhi sangat senang bertemu dengan Ishita, sementara Shagun merasa cemas "Sepertinya tadi pagi, Ruhi baik baik saja tapi entah kenapa tiba tiba dia mulai menangis" ujar Shagun cemas, Ishita segera mengecek kondisi gigi Ruhi, Ruhi memberikan kode ke Ishita kalau dia sedang bersandiwara, Ishita tertegun, Ruhi langsung tertawa, tepat pada saat itu Shagun sedang menerima telfon dan meninggalkan mereka berdua 'Tante Ishita, gigiku nggak sakit, aku cuma kangen sama tante" Ishita pura pura marah "Ruhi kamu sudah berbohong rupanya", "Aku minta maaf, tante" Ishita segera menggelitik perut Ruhi, Ruhi tertawa tawa senang, sementara itu Shagun mendapat telfon dari pelayannya kalau Ashok sedang bersiap siap dan hendak pergi ke London, Shagun heran. kenapa Ashok berbuat seperti itu "Apakah ada seseorang dalam kehidupan Ashok ? Apa alasannya dia meminta aku untuk membawa Ruhi ke rumah sehingga aku bisa sibuk dengannya" Shagun mulai bertanya tanya, Shagun segera menghampiri Ishita "Ishita, aku harus pergi sekarang, ada hal yang penting yang harus aku lakukan, apakah aku bisa menitipkan Ruhi padamu ?' Ishita mengangguk mengiyakan, Ruhi sangat senang, tak lama kemudian Shagun berlalu dari sana, Ruhi dan Ishita sangat senang bisa bersama sama, lagu Dil se dil ka rishta jo hai mulai terdengar,,,
Pada saat yang bersamaan, Shagun membawa Ruhi ke klinik Ishita, sesampainya disana, Ruhi sangat senang bertemu dengan Ishita, sementara Shagun merasa cemas "Sepertinya tadi pagi, Ruhi baik baik saja tapi entah kenapa tiba tiba dia mulai menangis" ujar Shagun cemas, Ishita segera mengecek kondisi gigi Ruhi, Ruhi memberikan kode ke Ishita kalau dia sedang bersandiwara, Ishita tertegun, Ruhi langsung tertawa, tepat pada saat itu Shagun sedang menerima telfon dan meninggalkan mereka berdua 'Tante Ishita, gigiku nggak sakit, aku cuma kangen sama tante" Ishita pura pura marah "Ruhi kamu sudah berbohong rupanya", "Aku minta maaf, tante" Ishita segera menggelitik perut Ruhi, Ruhi tertawa tawa senang, sementara itu Shagun mendapat telfon dari pelayannya kalau Ashok sedang bersiap siap dan hendak pergi ke London, Shagun heran. kenapa Ashok berbuat seperti itu "Apakah ada seseorang dalam kehidupan Ashok ? Apa alasannya dia meminta aku untuk membawa Ruhi ke rumah sehingga aku bisa sibuk dengannya" Shagun mulai bertanya tanya, Shagun segera menghampiri Ishita "Ishita, aku harus pergi sekarang, ada hal yang penting yang harus aku lakukan, apakah aku bisa menitipkan Ruhi padamu ?' Ishita mengangguk mengiyakan, Ruhi sangat senang, tak lama kemudian Shagun berlalu dari sana, Ruhi dan Ishita sangat senang bisa bersama sama, lagu Dil se dil ka rishta jo hai mulai terdengar,,,